Akhir Zaman dan Kita – Bagian Kedua
“Tidak datang kepada kalian suatu zaman, kecuali zaman yang sesudahnya yang lebih buruk lagi keadaanya. Hal demikian akan berlangsung sampai kalian menghadap Rabb kalian.” (H.R Bukhari)
Dalam mengkaji akhir zaman umumnya pokok bahasannya satu paket dengan munculnya Ya’juj wa Ma’juj, al-Masih ad-Dajjal, kedatangan Imam Mahdi dan turunnya nabi Isa a.s. untuk yang kedua kalinya, serta nubuwatan berdirinya kembali Kekhilafahan Islam sesuai metoda kenabian. Imam Mahdi adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri sebagaimana ditegaskan oleh nabi Isa a.s. yang terekam di dalam Injil Kanonik menjelaskan bahwa al-Masih Pemimpin atau Imam Mahdi akan datang dari Bani Ismail. Sedangkan Imam Mahdi yang diyakini oleh umumnya umat Islam tidak lain adalah merupakan Monomyth, dan merupakan kesalahan fatal yang sengaja disusupkan ke dalam aqidah Islam oleh musuh-musuh Islam yang tanpa disadari oleh umat Islam, kemudian diyakini sebagai sebuah kebenaran aqidah tanpa diteliti lebih jauh. Istilah seperti yang digunakan dalam bidang mitologi komparatif, mengacu pada pola dasar yang konon ditemukan di banyak cerita di seluruh dunia. Ini disebarkan secara luas polanya, sebagaimana digambarkan oleh Joseph Campbell dalam bukunya The Hero With Thousand Faces.
Contoh Monomyth di Jawa Barat kita kenal dengan sebutan Ratu Adil, di Jawa Tengah dan Timur sebagai Satria Piningit sosok fiktif yang kedatangannya dilengkapi kekuatan supernatural, di kalangan agama Yahudi dan Kristen Mesias atau Mesiah, di kalangan Syi’ah Itsna ‘Asyariyah adalah Muhammad bin Al Hasan yang mereka juluki Al Mahdi, dlsb. Dengan demikian Imam Mahdi tidak perlu ditunggu, karena pasti tidak akan pernah muncul di dunia nyata, walau saat ini dibutuhkan untuk memberantas para teroris dan koruptor. Sedangkan bilamana Isa bin Maryam turun kembali berati bertentangan dengan Ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah penutup para Nabi, Khataman Nabiyyin.
Apakah Dewasa Ini Kita Berada di Akhir Zaman?
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam penglihatan kenabiannya telah memberikan peringatan bahwa dalam perjalan sejarahnya umat Islam akan melewati suatu periode yang disebut: Sa'ah yang artinya 'titik waktu' yang dalam bahasa Inggris disebut moment. Akan tetapi bila kita renungkan hadits-hadits mengenai akhir zaman, ternyata kata sa'ah merupakan sebuah sinyalemen krusial berupa bencana. Bencana yang akan menimpa umat manusia pada umumnya, termasuk umat Islam sebelum terjadinya Hari Qiamat. Memang kata sa'ah juga disebutkan al-Qur'an dengan pengertian Qiamat. Pada masa Sa'ah itu terjadi hal-hal yang tingkat kegawatannya sangat serius, dan dewasa ini umat manusia pada umumnya, khususnya umat Islam berada pada final stage akhir zaman, di mana tanda-tandanya banyak disebutkan dalam berbagai hadits yang jumlahnya sangat banyak. Tanda-tanda yang signifikan adalah munculnya Ya’juj wa Ma’juj dan al-Masih ad-Dajjal sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sbb:
"Sesungguhnya tidak ada fitnah dimuka bumi ini semenjak Allah menciptakan Adam sampai kedatangan masa Sa'ah yang lebih besar tingkat kegawatannya, yaitu fitnah Dajjal”.
Dajjal disebutkan berulangkali dalam hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam hadits, tetapi juga di dalam al-Qur'an, kita temui dalam Surat al-Kahfi ayat 94 yang artinya:
“ … sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi …”
dan dalam Surah al-Anbiya ayat 96 yang artinya:
"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
Kedua ayat al-Qur'an tersebut dengan sangat jelas memberitahukan kepada kita bahwa pada waktu al-Qur'an diturunkan sosok Ya'juj dan Ma'juj sudah ada, hanya saja mereka masih 'terpenjara' sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam sabdanya:
Laa Ilaaha Ilallah, celaka bangsa Arab dari bahaya yang telah dekat ini, telah terbuka dinding Ya’juj Ma’juj sebesar ini sambil melingkarkan jari telunjuk dengan ibu jarinya. Zainab bin Jahsy bertanya: "Ya Rasulullah! Dapatkah kami binasa, padahal masih ramai salihin di antara kami?" Jawab Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Ya,! Jika telah banyak kejahatan.” (Riwayat Muttafaq Alaihi).
Dari penjelasan al-Qur’an dan hadits kita sekarang berada pada final stage akhir zaman karena baik Ya’juj wa Ma’juj dan al-Masih ad-Dajjal sudah berada di sekeliling kita dan sudah siap untuk menguasai dunia dan meluluh-lantakkan keyakinan umat manusia.
Bagaimana Kita Mengidentifikasikan Ya’juj wa Ma’juj dan al-Masih ad-Dajjal?
Definisi Ya’ju wa Ma’juj:
Ya-juj dan Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api. Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan YAF’UL / FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu kekacauan. Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia.
Definisi Dajjal:
Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.
Siapakah Mereka?
Sarjana Muslim besar, Ibnu Katsir, ketika membahas asal-usul 'Ya'juj wa Ma'juj mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang secara tradisional mendiami daerah antara Laut Hitam dan Laut Kaspia sekarang Rusia Selatan dari keturunan Adam, dan pendapat ini dikuatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim. Selepas banjir kering mereka hijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Selatan Rusia. Josephus dan lain-lain telah mengidentifikasi mereka sebagai nenek moyang Gog dan Magog.
Menurut uraian Al-Qur'an, dalam surat al-Kahfi 18:94 jelas sekali bahwa mereka adalah sebangsa manusia: “Mereka berkata: "Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (QS al-Kahfi 18:94). Untuk menghalang-halangi serbuan mereka, dibangun sebuah tembok sebagaimana dijelaskan dalam lanjutan surah al-Kahfi 18:96-98.
Yajuj dan Majuj didalam Al-Qur'an sama dengan Gog dan Magog didalam Bibel. Ia dikatakan sebagai Pemimpin Rusia dalam Bibel. Tiga nama yang disebutkan dalam Bibel adalah "Rosh" atau Rusia, "Meshech" atau Moscow, dan "Tubal" atau Tobalsk.
Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tubal adalah nama dua sungai di sebelah Utara pegunungan Kaukasus. Pada sungai Omask terletak kota Moscow, dan pada sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota Rusia yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan lagi siapa Ya’juj itu.
Jadi terang sekali bahwa Juj ialah Russia, tempat kediaman bangsa Slavia. Adapun Ma’juj adalah negara itu juga. Jadi di satu fihak, Juj dikatakan sebagai raja Rusia, di lain fihak, ia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua pokok suku-bangsa, yaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa British dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa Juj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Majuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia.
Mengapa Dajjal disebut al-Masih
Sebenarnya jika orang mau berpikir sejenak saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masih ad-Dajjal. Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Karena Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas nama "al-Masih", yang julukan ini diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada nabi 'Isa berdasarkan wahyu-Nya. Diberikannya julukan al-Masih kepada Dajjal menunjukkan, bahwa Dajjal akan menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini, dan inilah sebenarnya yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena ia menggunakan nama "al-Masih", seorang Nabi dan hamba Allah yang tulus, tetapi ia berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran beliau. Disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan.
Siapakah anak keturunan Ya’juj wa Ma’juj dewasa ini?
Anak-cucu Ya’juj wa Ma’juj kemudian dikenal dengan bangsa Khazar atau ‘Yahudi Merah”, dengan Kerajaan yang berdiri kokoh di antara dua super power waktu itu Byzantium yang Kristen dan Kekhalifahan Islam, mereka senang berperang, Arthur Koestler menyebutnya dengan Suku Bangsa Ketigabelas (Bani Israil terdiri dari 12 suku bangsa) suku bangsa Khazar ini kemudian pada tahun 1016 menyebar terutama ke Eropa Timur setelah kerajaannya dihancurkan oleh tentara Rusia dan Byzantium kemudian ke Amerika Serikat pada abad ke-19.
Mereka memanfaatkan ketiga agama samawi, terutama Yahudi untuk kepentingannya dengan memutarbalikkan kebenaran ketiga agama langit tersebut dalam mencapai cita-cita mereka untuk menguasai dunia. Dalam agama Yahudi kita kenal dengan aliran Frankist yang menghalakan segala cara, brainchild-nya Sabbetai Zevi, Mesias Yahudi abad ke-16, Kristen atau Nashrani dirusak aqidahnya melalui Constantine pada tahun 325 M melalui Konsili Nicea yang melahirkan Trinitas, dalam Islam kita kenal Syi’ah dengan the Assassins-nya yang menciptakan terorisme Islam. Tidak satupun revolusi dan peperangan yang terjadi di dunia ini merekalah dibalik itu semua, mereka pula yang membiayai kedua belah pihak yang sedang berperang. Mereka menggunakan metoda dialektika Hegel, (aksi-reaksi-solusi), contoh: Lahirnya PBB setelah perang dunia kedua merupakan hasil rekayasa kelompok pengikut setan ini. Meskipun di antara mereka mengaku memeluk agama Yahudi dan mayoritasnya agama Kristen, sebenarnya mereka tidak menyembah Tuhan tetapi setan, Masonry memenuhi kebutuhan mereka sebagai agama. Mereka tidak mempercayai akan adanya akhirat dan adanya punishment and reward. Mereka hanya hidup untuk masa sekarang (dunia), mereka inilah yang disinyalir dalam al-Qur’an, a.l. dalam ayat:
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?, Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta.” (QS asy-Syura 221-223)
Mayoritas mereka Atheis, merekalah yang melahirkan berbagai macam keilmuan Ideologi- Politik sekuler seperti demokrasi, komunisme, fasisme, Zionis, Ekonomi ribawi perbankan internasional yang dikuasai oleh keluarga Rothschild, Rockefeller termasuk IMF, The Fed di Amerika Serikat, Bank of London dst, Sosial-Budaya dengan nilai-nilai humanisme, hedonisme, permisivisme, homoseks, pedofil, feminisme, pornografi, perederan global narkoba, termasuk Militer (Pakta pertahanan NATO) untuk menindas negara-negara lemah yang kesemuanya itu dijadikan sebagai alat untuk mencuci otak manusia sebagai perpanjangan setan di dunia, merekalah para wali setan, sebagaimana Iblis sendiri sesumbar untuk menyesatkan manusia dengan memutar balikan kebenaran menjadi kebatilan dsb. Merekalah yang disebut tentara setan atau Tentara Dajjal yang saat ini sedang melaksanakan agenda memasarkan Agama Dunia Baru.
Morat-maritnya dunia dewasa ini yang dari hari-kehari tambah kacau tidak lain merupakan rekayasa para pengikut setan dan mereka yang berada di bawah kendalinya, hasilnya gemilang, di mana hampir tidak ada negara-negara di dunia ini yang tidak menerapkan sistem yang dibuat mereka, namun hal tersebut sebenarnya merupakan sunatullah dimana kekuatan setan tersebut terjadi dengan seidzin Allah. Seperti dijelaskan al-Qur’an:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS al-Anam 6:112).
Perang Dunia Ketiga atau Perang Melawan Terorisme
Berdirinya negara Israel sebagaimana dijelaskan di atas merupakan sebuah persekongkolan jahat pelaku makar yang dimotori Inggris dalam rangka melaksanakan tahapan agenda Illuminati untuk menguasai dunia yang sudah direncanakan sejak tahun 1871 untuk memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga dengan menghasut perselisihan-perselisihan antara politik Zionis dengan dunia Islam yang digerakkan oleh para agentur Illuminati. Kedua kekuatan di atas dibuat skenarionya untuk saling menghancurkan satu sama lain. Perang Dunia Ketiga saat ini sudah berlangsung namun bentuk dan pelaksanaannya berbeda dengan dua perang dunia sebelumnya, disebut dengan Perang Melawan Terorisme atau Perang Melawan Islam, karena Islam agama samawi yang merupakan satu-satunya penghalang yang belum bisa ditundukkan sepenuhnya seperti agama Yahudi dan Nashrani atau Kristen. Perang Melawan Terorisme ini sebenarnya merupakan ungkapan sifat pengecut Illuminati, sebagaimana sikap pengecut dan licik mereka diperlihatkan dalam beberapa peperangan baik di Iraq, Balkan, Afghanistan, dengan menatasnamakan PBB yang notabene merupakan alatnya, mengeroyok negara-negara yang dianggap berpotensi untuk dihancurkan, walaupun negara itu kecil dan lemah.
Bagaimana Kita Melawan Ketidak-adilan Global ini
Kondisi negara-negara yang berpenduduknya mayoritas memeluk agama Islam termasuk Indonesia secara politik, ekonomi dan militer lemah dan bahkan berada di bawah kendali Illuminati dan para agenturnya. Namun demikian umat Islam beruntung karena masih memiliki sesuatu yang berharga yaitu keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hanya dengan kekuatan iman yang bersih dari noda syirk dimungkinkan dapat melawan dan menghancurkan musuh agama tauhid tersebut. Dalam menghadapi situasi dewasa ini dimana Ya’juj wa Ma’juj serta al-Masih ad-Dajjal sudah berada disekeliling kita, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berpesan kepada kita semua:
"Apabila ia (Dajjal) muncul, dan aku ada di tengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil, dan apabila ia muncul sedangkan aku tak ada di tengah-tengah kamu hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2076).
Jadi hanya dengan tawakal serta bershabar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala disertai ilmu yang mumpuni, menjauhkan diri dari bid’ah dengan ikhlas, insyaAllah umat Islam akan dapat mengalahkan para musuh agama tauhid ini, yaitu setan dari jenis jin dan manusia dan yakinkanlah diri Anda bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan tinggal diam bilamana syarat-syarat pertolongan itu sudah memenuhi kriteria-Nya:
“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS al-Baqarah 2:249)
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (QS al-Imran 3:160)
Bilamana kita tidak melakukan amar ma’ruf nahi mun’kar maka keadaan yang sudah carut-marut ini akan bertambah kacau-balau sebagaimana ditegaskan al-Qur’an sbb:
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS al-Anfal 8:73)
Allahu’alam
Semoga bermanfaat
Rabu, 02 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar