Rabu, 02 Juni 2010

Akhir Zaman dan Kita – Bagian Kedua

Akhir Zaman dan Kita – Bagian Kedua


“Tidak datang kepada kalian suatu zaman, kecuali zaman yang sesudahnya yang lebih buruk lagi keadaanya. Hal demikian akan berlangsung sampai kalian menghadap Rabb kalian.” (H.R Bukhari)

Dalam mengkaji akhir zaman umumnya pokok bahasannya satu paket dengan munculnya Ya’juj wa Ma’juj, al-Masih ad-Dajjal, kedatangan Imam Mahdi dan turunnya nabi Isa a.s. untuk yang kedua kalinya, serta nubuwatan berdirinya kembali Kekhilafahan Islam sesuai metoda kenabian. Imam Mahdi adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sendiri sebagaimana ditegaskan oleh nabi Isa a.s. yang terekam di dalam Injil Kanonik menjelaskan bahwa al-Masih Pemimpin atau Imam Mahdi akan datang dari Bani Ismail. Sedangkan Imam Mahdi yang diyakini oleh umumnya umat Islam tidak lain adalah merupakan Monomyth, dan merupakan kesalahan fatal yang sengaja disusupkan ke dalam aqidah Islam oleh musuh-musuh Islam yang tanpa disadari oleh umat Islam, kemudian diyakini sebagai sebuah kebenaran aqidah tanpa diteliti lebih jauh. Istilah seperti yang digunakan dalam bidang mitologi komparatif, mengacu pada pola dasar yang konon ditemukan di banyak cerita di seluruh dunia. Ini disebarkan secara luas polanya, sebagaimana digambarkan oleh Joseph Campbell dalam bukunya The Hero With Thousand Faces.
Contoh Monomyth di Jawa Barat kita kenal dengan sebutan Ratu Adil, di Jawa Tengah dan Timur sebagai Satria Piningit sosok fiktif yang kedatangannya dilengkapi kekuatan supernatural, di kalangan agama Yahudi dan Kristen Mesias atau Mesiah, di kalangan Syi’ah Itsna ‘Asyariyah adalah Muhammad bin Al Hasan yang mereka juluki Al Mahdi, dlsb. Dengan demikian Imam Mahdi tidak perlu ditunggu, karena pasti tidak akan pernah muncul di dunia nyata, walau saat ini dibutuhkan untuk memberantas para teroris dan koruptor. Sedangkan bilamana Isa bin Maryam turun kembali berati bertentangan dengan Ayat Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah penutup para Nabi, Khataman Nabiyyin.
Apakah Dewasa Ini Kita Berada di Akhir Zaman?
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam penglihatan kenabiannya telah memberikan peringatan bahwa dalam perjalan sejarahnya umat Islam akan melewati suatu periode yang disebut: Sa'ah yang artinya 'titik waktu' yang dalam bahasa Inggris disebut moment. Akan tetapi bila kita renungkan hadits-hadits mengenai akhir zaman, ternyata kata sa'ah merupakan sebuah sinyalemen krusial berupa bencana. Bencana yang akan menimpa umat manusia pada umumnya, termasuk umat Islam sebelum terjadinya Hari Qiamat. Memang kata sa'ah juga disebutkan al-Qur'an dengan pengertian Qiamat. Pada masa Sa'ah itu terjadi hal-hal yang tingkat kegawatannya sangat serius, dan dewasa ini umat manusia pada umumnya, khususnya umat Islam berada pada final stage akhir zaman, di mana tanda-tandanya banyak disebutkan dalam berbagai hadits yang jumlahnya sangat banyak. Tanda-tanda yang signifikan adalah munculnya Ya’juj wa Ma’juj dan al-Masih ad-Dajjal sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sbb:
"Sesungguhnya tidak ada fitnah dimuka bumi ini semenjak Allah menciptakan Adam sampai kedatangan masa Sa'ah yang lebih besar tingkat kegawatannya, yaitu fitnah Dajjal”.
Dajjal disebutkan berulangkali dalam hadits, sedangkan Ya'juj wa-Ma'juj bukan saja disebutkan dalam hadits, tetapi juga di dalam al-Qur'an, kita temui dalam Surat al-Kahfi ayat 94 yang artinya:
“ … sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi …”
dan dalam Surah al-Anbiya ayat 96 yang artinya:
"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
Kedua ayat al-Qur'an tersebut dengan sangat jelas memberitahukan kepada kita bahwa pada waktu al-Qur'an diturunkan sosok Ya'juj dan Ma'juj sudah ada, hanya saja mereka masih 'terpenjara' sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam sabdanya:
Laa Ilaaha Ilallah, celaka bangsa Arab dari bahaya yang telah dekat ini, telah terbuka dinding Ya’juj Ma’juj sebesar ini sambil melingkarkan jari telunjuk dengan ibu jarinya. Zainab bin Jahsy bertanya: "Ya Rasulullah! Dapatkah kami binasa, padahal masih ramai salihin di antara kami?" Jawab Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Ya,! Jika telah banyak kejahatan.” (Riwayat Muttafaq Alaihi).

Dari penjelasan al-Qur’an dan hadits kita sekarang berada pada final stage akhir zaman karena baik Ya’juj wa Ma’juj dan al-Masih ad-Dajjal sudah berada di sekeliling kita dan sudah siap untuk menguasai dunia dan meluluh-lantakkan keyakinan umat manusia.
Bagaimana Kita Mengidentifikasikan Ya’juj wa Ma’juj dan al-Masih ad-Dajjal?
Definisi Ya’ju wa Ma’juj:
Ya-juj dan Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api. Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan YAF’UL / FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu kekacauan. Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia.
Definisi Dajjal:
Kata Dajjal berasal dari kata dajala, artinya, menutupi (sesuatu). Kamus Lisanul-'Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka bumi. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan, bahwa ia dijuluki Dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang sebenarnya dengan kata-kata palsu.
Siapakah Mereka?
Sarjana Muslim besar, Ibnu Katsir, ketika membahas asal-usul 'Ya'juj wa Ma'juj mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang secara tradisional mendiami daerah antara Laut Hitam dan Laut Kaspia sekarang Rusia Selatan dari keturunan Adam, dan pendapat ini dikuatkan oleh Hadits Bukhari dan Muslim. Selepas banjir kering mereka hijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Selatan Rusia. Josephus dan lain-lain telah mengidentifikasi mereka sebagai nenek moyang Gog dan Magog.
Menurut uraian Al-Qur'an, dalam surat al-Kahfi 18:94 jelas sekali bahwa mereka adalah sebangsa manusia: “Mereka berkata: "Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Makjuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (QS al-Kahfi 18:94). Untuk menghalang-halangi serbuan mereka, dibangun sebuah tembok sebagaimana dijelaskan dalam lanjutan surah al-Kahfi 18:96-98.
Yajuj dan Majuj didalam Al-Qur'an sama dengan Gog dan Magog didalam Bibel. Ia dikatakan sebagai Pemimpin Rusia dalam Bibel. Tiga nama yang disebutkan dalam Bibel adalah "Rosh" atau Rusia, "Meshech" atau Moscow, dan "Tubal" atau Tobalsk.
Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tubal adalah nama dua sungai di sebelah Utara pegunungan Kaukasus. Pada sungai Omask terletak kota Moscow, dan pada sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota Rusia yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan lagi siapa Ya’juj itu.
Jadi terang sekali bahwa Juj ialah Russia, tempat kediaman bangsa Slavia. Adapun Ma’juj adalah negara itu juga. Jadi di satu fihak, Juj dikatakan sebagai raja Rusia, di lain fihak, ia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua pokok suku-bangsa, yaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa British dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya bahwa Juj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Majuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia.
Mengapa Dajjal disebut al-Masih
Sebenarnya jika orang mau berpikir sejenak saja, pasti akan menemukan kebenaran, mengapa Dajjal disebut Masih ad-Dajjal. Mengapa Dajjal disebut al-Masih? Karena Dajjal selalu menunaikan tugasnya atas nama "al-Masih", yang julukan ini diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada nabi 'Isa berdasarkan wahyu-Nya. Diberikannya julukan al-Masih kepada Dajjal menunjukkan, bahwa Dajjal akan menunaikan pekerjaan atas nama orang suci ini, dan inilah sebenarnya yang menyebabkan dia disebut Dajjal atau penipu, karena ia menggunakan nama "al-Masih", seorang Nabi dan hamba Allah yang tulus, tetapi ia berbuat sesuatu yang bertentangan sama sekali dengan ajaran beliau. Disebut Dajjal karena ia adalah pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan.
Siapakah anak keturunan Ya’juj wa Ma’juj dewasa ini?
Anak-cucu Ya’juj wa Ma’juj kemudian dikenal dengan bangsa Khazar atau ‘Yahudi Merah”, dengan Kerajaan yang berdiri kokoh di antara dua super power waktu itu Byzantium yang Kristen dan Kekhalifahan Islam, mereka senang berperang, Arthur Koestler menyebutnya dengan Suku Bangsa Ketigabelas (Bani Israil terdiri dari 12 suku bangsa) suku bangsa Khazar ini kemudian pada tahun 1016 menyebar terutama ke Eropa Timur setelah kerajaannya dihancurkan oleh tentara Rusia dan Byzantium kemudian ke Amerika Serikat pada abad ke-19.
Mereka memanfaatkan ketiga agama samawi, terutama Yahudi untuk kepentingannya dengan memutarbalikkan kebenaran ketiga agama langit tersebut dalam mencapai cita-cita mereka untuk menguasai dunia. Dalam agama Yahudi kita kenal dengan aliran Frankist yang menghalakan segala cara, brainchild-nya Sabbetai Zevi, Mesias Yahudi abad ke-16, Kristen atau Nashrani dirusak aqidahnya melalui Constantine pada tahun 325 M melalui Konsili Nicea yang melahirkan Trinitas, dalam Islam kita kenal Syi’ah dengan the Assassins-nya yang menciptakan terorisme Islam. Tidak satupun revolusi dan peperangan yang terjadi di dunia ini merekalah dibalik itu semua, mereka pula yang membiayai kedua belah pihak yang sedang berperang. Mereka menggunakan metoda dialektika Hegel, (aksi-reaksi-solusi), contoh: Lahirnya PBB setelah perang dunia kedua merupakan hasil rekayasa kelompok pengikut setan ini. Meskipun di antara mereka mengaku memeluk agama Yahudi dan mayoritasnya agama Kristen, sebenarnya mereka tidak menyembah Tuhan tetapi setan, Masonry memenuhi kebutuhan mereka sebagai agama. Mereka tidak mempercayai akan adanya akhirat dan adanya punishment and reward. Mereka hanya hidup untuk masa sekarang (dunia), mereka inilah yang disinyalir dalam al-Qur’an, a.l. dalam ayat:
“Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun?, Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta.” (QS asy-Syura 221-223)
Mayoritas mereka Atheis, merekalah yang melahirkan berbagai macam keilmuan Ideologi- Politik sekuler seperti demokrasi, komunisme, fasisme, Zionis, Ekonomi ribawi perbankan internasional yang dikuasai oleh keluarga Rothschild, Rockefeller termasuk IMF, The Fed di Amerika Serikat, Bank of London dst, Sosial-Budaya dengan nilai-nilai humanisme, hedonisme, permisivisme, homoseks, pedofil, feminisme, pornografi, perederan global narkoba, termasuk Militer (Pakta pertahanan NATO) untuk menindas negara-negara lemah yang kesemuanya itu dijadikan sebagai alat untuk mencuci otak manusia sebagai perpanjangan setan di dunia, merekalah para wali setan, sebagaimana Iblis sendiri sesumbar untuk menyesatkan manusia dengan memutar balikan kebenaran menjadi kebatilan dsb. Merekalah yang disebut tentara setan atau Tentara Dajjal yang saat ini sedang melaksanakan agenda memasarkan Agama Dunia Baru.
Morat-maritnya dunia dewasa ini yang dari hari-kehari tambah kacau tidak lain merupakan rekayasa para pengikut setan dan mereka yang berada di bawah kendalinya, hasilnya gemilang, di mana hampir tidak ada negara-negara di dunia ini yang tidak menerapkan sistem yang dibuat mereka, namun hal tersebut sebenarnya merupakan sunatullah dimana kekuatan setan tersebut terjadi dengan seidzin Allah. Seperti dijelaskan al-Qur’an:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (QS al-Anam 6:112).
Perang Dunia Ketiga atau Perang Melawan Terorisme
Berdirinya negara Israel sebagaimana dijelaskan di atas merupakan sebuah persekongkolan jahat pelaku makar yang dimotori Inggris dalam rangka melaksanakan tahapan agenda Illuminati untuk menguasai dunia yang sudah direncanakan sejak tahun 1871 untuk memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga dengan menghasut perselisihan-perselisihan antara politik Zionis dengan dunia Islam yang digerakkan oleh para agentur Illuminati. Kedua kekuatan di atas dibuat skenarionya untuk saling menghancurkan satu sama lain. Perang Dunia Ketiga saat ini sudah berlangsung namun bentuk dan pelaksanaannya berbeda dengan dua perang dunia sebelumnya, disebut dengan Perang Melawan Terorisme atau Perang Melawan Islam, karena Islam agama samawi yang merupakan satu-satunya penghalang yang belum bisa ditundukkan sepenuhnya seperti agama Yahudi dan Nashrani atau Kristen. Perang Melawan Terorisme ini sebenarnya merupakan ungkapan sifat pengecut Illuminati, sebagaimana sikap pengecut dan licik mereka diperlihatkan dalam beberapa peperangan baik di Iraq, Balkan, Afghanistan, dengan menatasnamakan PBB yang notabene merupakan alatnya, mengeroyok negara-negara yang dianggap berpotensi untuk dihancurkan, walaupun negara itu kecil dan lemah.
Bagaimana Kita Melawan Ketidak-adilan Global ini
Kondisi negara-negara yang berpenduduknya mayoritas memeluk agama Islam termasuk Indonesia secara politik, ekonomi dan militer lemah dan bahkan berada di bawah kendali Illuminati dan para agenturnya. Namun demikian umat Islam beruntung karena masih memiliki sesuatu yang berharga yaitu keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hanya dengan kekuatan iman yang bersih dari noda syirk dimungkinkan dapat melawan dan menghancurkan musuh agama tauhid tersebut. Dalam menghadapi situasi dewasa ini dimana Ya’juj wa Ma’juj serta al-Masih ad-Dajjal sudah berada disekeliling kita, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berpesan kepada kita semua:
"Apabila ia (Dajjal) muncul, dan aku ada di tengah-tengah kamu, aku akan mengalahkan dia dengan dalil, dan apabila ia muncul sedangkan aku tak ada di tengah-tengah kamu hendaklah tiap-tiap orang berbantah dengan dia" (Kanzul-'Ummal, jilid VII, hal. 2076).
Jadi hanya dengan tawakal serta bershabar kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala disertai ilmu yang mumpuni, menjauhkan diri dari bid’ah dengan ikhlas, insyaAllah umat Islam akan dapat mengalahkan para musuh agama tauhid ini, yaitu setan dari jenis jin dan manusia dan yakinkanlah diri Anda bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan tinggal diam bilamana syarat-syarat pertolongan itu sudah memenuhi kriteria-Nya:
“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS al-Baqarah 2:249)
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (QS al-Imran 3:160)
Bilamana kita tidak melakukan amar ma’ruf nahi mun’kar maka keadaan yang sudah carut-marut ini akan bertambah kacau-balau sebagaimana ditegaskan al-Qur’an sbb:
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS al-Anfal 8:73)
Allahu’alam
Semoga bermanfaat

Senin, 29 Maret 2010

SEDIA PAYUNG SEBELUM UJIAN YAKK…

Assalamualaikum...

Temen-temen semua yang baik hati dan tidak sombong, serta rajin menabung, meskipun tabungannya selalu habis sebelum uangnya ngumpul. Disini ane mo menulis sedikit artikel tentang ujian, dimana kita tahu saat ini anak-anak kelas 3 SMA sedang berjuang untuk dapat lulus dari ujian maut( baca: Ujian Nasional ) tersebut.

Ujian, mungkin terdengar sangat akrab di telinga kita. Bukan hanya itu saja kata itu juga amat mengerikan bagi sebagian orang terutama anak-anak kuliahan serta para anak sekolahan. Karena ujian dianggap sebagai monster yang menjaga pintu, dan pintu itu baru terbuka dan bisa dilewati manakala kita bisa mengalahkan monster itu. Wuss serem banget yakk. Memang sich ujian di sekolah atau di kampus bukan segalanya,karena masih banyak lagi ujian-ujian yang jauh lebih berat yaitu ujian untuk menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Rosul kita.

Okey next, tentang Ujian Nasional itu sendiri sebenarnya masih menjadi pro dan kontra, pihak yang pro akan ujian nasional mengatakan bahwa ujian nasional ialah merupakan tolok ukur dari tingkat keberhasilan pendidikan di Indonesia. Dan yang menjadi persoalan saat ini ialah jika membandingkan standar kelulusan kita dengan negara-negara Asia Tenggara lainya maka standar kelulusan di Indonesia tergolong rendah. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan standar kelulusan. Namun hal ini mendapat sanggahan oleh pihak-pihak yang menyatakan dirinya kontra dengan adanya ujian Nasional, karena meningkatnya stndar kelulusan ini tidak diikutsertakan dengan perbaikan kualitas-kualitas pendidikan kita, sehingga sama saja kualitas pendidikan kita jalan ditempat dan standar kelulusan dipaksa untuk bergerak terus kedepan. Sehingga hal ini membuat tak adil bagi para murid khususnya, karena 3 tahun mereka bersekolah hanya ditentetukan oleh 3 hari saja, atau bisa saja diartikan 3 hari untuk selamanya. Macam judul pilm aja yakk.

Itulah gambaran sekilas tentang ujian nasional, anda-anda semua bebas mo pilih yang mana, pro terhadap ujian nasional atau kontra.

Kemudian kita lanjutkan ke bab yang berikutnya aja yak. Mengingat sebentar lagi kita juga akan mengalami ujian yaitu Ujian Tengah Semester, maka disini ane mo membagikan beberapa tips untuk menghadapi ujian. Seperti yang dikatakan oleh Abang Andrea Hirata dalam novel-novelnya yang menggugah hati serta memberi inspirasi. Menjelaskan bahwa preparation, perfect, performance maksudnya ialah persiapan yang matang akan menghasilkan hasil yang maksimal pula. Nah sekarang pertanyaanya ialah apakah kita sudah menyiapkan ujian-ujian yang ada di depan mata ini dengan baik, jika tidak mari kita mulai dari sekarang silahkan ambil bullpen atau spidol dan jangan lupa ambil pula kertas kosong lalu buka buka dan dibaca, kemudian catet hal-hal yang penting, gampang kan. Selamat mencoba yakk. Salam sukses!

Gusti

BANK CENTURY, UYA KUYA, DAN UPIN-IPIN

BANK CENTURY, UYA KUYA, DAN UPIN-IPIN

Duo kembar berkepala plontos tak henti-hentinya berpikir. Mereka bertanya kepada Oopah tetapi tak ada jawaban yang menjelaskanya. Mereka menemui Kak Ros tapi malah kena semprot karena mengganggunya. Kak Ros sedang memasak. Lalu, tak ada pilihan lain, mereka langsung menuruni tangga rumah panggungnya menuju halaman untuk bermain. Ketika di halaman, Fizi dan Ehsan datang dengan pakaian perlentenya, Jarjit datang dengan pantun tak beraturanya.
Channel Berganti, tiba-tiba tanyangan yang sangat menggemparkan dipertontonkan. Orang yang nampak tak sadar ditertawakan banyak orang karena bertingkah sangat lucu, bahkan kadang tak manusiawi. Ternyata tingkahnya dikendalikan oleh seseorang yang mirip presenter SCTV, Kuya. Oh ternyata memang Uya Kuya.
Channel berganti lagi, Grace Natalie berada di gedung DPR, kamera menyoroti dengan seksama, Pejabat-pejabat negara berdiri disekitarnya, kata-kata yang sering diucapkanya adalah sistemik, hak angket, pansus, dan bailout. Ya, semua orang pasti tahu, Sumber dari kata-katanya, apa lagi kalau bukan, Bank Century. Kali ini channel tidak diganti, bukan karena acaranya tidak membosankan tapi karena channel lain juga menayangkan hal yang sama. Mau ganti chanel juga percuma. Tema besar Bank Century memang ibarat opera yang sedang laris-larisnya dipertunjukan. Pemain yang berada dipanggung biasanya para ekonom dan politisi. Penontonya tentu saja yang menggonta-ganti channel tadi.
Pada dasarnya kasus Century adalah sebuah keniscayaan. Namun yang musti dipertanyakan adalah mengapa terjadi? Jawaban dari setiap pertanyaan yang mengarah kepada kasus Century sebenarnya hanya bermuara pada tiga hal yaitu sistem, aktor, atau keduanya. Segala sistem yang ada pada saat ini dilahirkan oleh sebuah ideologi. Sebagian besar sepakat bahwa ideology yang berkuasa saat ini adalah Kapitalis. Tentu saja sistemnya pun juga sistem kapitalis, dalam hal ini adalah sistem dalam ranah perbankan. Sudah banyak thesis yang menjelaskan kebobrokan sistem ini, meski di lain sisi masih banyak yang mendukungnya. Tetapi cukuplah ketimpangan yang ada, baik secara politik, sosial, maupun ekonomi sebagai bukti mana yang benar dan mana yang bathil. Dilihat dari sudut pandang aktor, sudah pasti kasus Century tak akan muncul tanpa adanya aktor yang ‘bermain’ didalamnya. Manusia adalah aktor dalam segala hal. Sistem perbankan adalah sarananya. Bahkan aktor lebih berperan daripada sistem dalam memunculkan peristiwa. Bila seorang dengan mental pencuri melihat jendela yang terbuka, Hp di dalam ruangan bisa hilang. Bila jendelanya terkunci, linggis akan beraksi membobol, Hp pun lenyap juga. Mengapa demikian? karena aktorlah yang menentukan. Salah satu dari penyebab munculnya fenomena Century bisa karena sistem atau aktor atau bisa pula keduanya. Sesungguhnya, perubahan dimulai dari pola pikir dan pola perilaku (behavior). Karena Allah tak akan merubah apa-apa yang ada pada suatu kaum tanpa kaum itu merubahnya sendiri. Artinya, fenomena Century bisa muncul kembali walaupun kasusnya sudah selesai atau aktor yang bersalah dihukum. Sebab, pola pikir dan pola perilaku tidak ikut dirubah. Bukankah begitu?
Channel diganti, Ipin menjawab: “betul, betul, betul”

Biro Media dan Opini JMF UGM

Jumat, 19 Maret 2010

Maraknya Aksi Terorisme di Indonesia

Aksi terorisme yang semakin gencar di lakukan oleh para teroris di tanah air, makin membuat semua orang resah. Mereka kerap melakukan aksi-aksi teror berupa bom bunuh diri di sejumlah tempat strategis yang di antaranya merupakan tempat kunjungan wisatawan asing. Para teroris yang mengusung tekad melakukan balas dendam terhadap Amerika dengan merusak fasilitas-fasilitas yang meiliki unsur Barat khususnya Amerika. Para teroris diketahui adalah anggota Jamaah Islamiyah dengan menggemakan semangat “JIHAD” atau mati di jalan Allah.
Beberapa waktu yang lalu para teroris ini melakukan peledakan aksi bom bunuh diri di Hotel JW.Marriot dan Ritz Charlton, yang diduga terkait dengat kedatangan klub sepak bola Inggis, Manchester United (gara-gara teror ini, akhirnya gak jadi dateng...padahal udah ngarep nonton bintang-bintang MU maen lawan timnas di Senayan). Baru-baru ini pun tersiar kabar bahwa para teroris itu akan kembali melakukan aksi mereka dalam waktu dekat ini. Hal ini dikaitkan dengan kedatangan presiden Amerika Serikat, Barack Obama yang akan melakukan kunjungan ke Indonesia 20-22 Mei mendatang.
Saya menganggap pandangan hidup para teroris dengan istilah jihadnya itu sudah bergeser dari ajaran agama Islam, yang mementingkan hak-hak hidup manusia, berkehidupan yang damai. Mereka di ajarkan teori-teori yg salah mengenai islam. Entah apa yang ada di benak para teroris itu sehingga mau melakukan aksi bom bunuh diri yang justru menewaskan banyak orang yang tak bersalah, Subhanallah. Apalah pandangan seluruh dunia saat ini terhadap indonesia, yang berpenduduk muslim terbesar di dunia mengenai hal ini.
Serangan terhadap umat Islam berkaitan dengan isu dan pemberitaan terorisme di berbagai media pun semakin merebak setelah ‘keberhasilan’ Polri melalui Densus 88-nya menumpas beberapa petinggi teror beberapa tahun terakhir, termasuk beberapa tahun yang lalu. Publik nasional maupun internasional seakan-akan semakin memojokkan Islam itu sendiri. Hal ini perlu kita sadari karena anggapan tersebut akan semakin menjadikan umat Islam bersikap ‘anti’ terhadap Islam itu sendiri. Kita sebagai muslim yang mengerti mana jalan jihad yang baik, hendaknya tetap membawa semangat jihad tersebut dan berusaha memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat. Tidak semata-mata mengikuti opini publik yang menjauhkan kita dari nilai Islam itu sendiri.

*(rifki)

Minggu, 04 Oktober 2009

Semangat Ruhul Islam

Kedatangan Islam di bumi pertiwi Indonesia dilakukan melalui ‘jalan bawah’ dengan pendekatan budaya. Maksudnya dilakukan secara damai, melalui hubungan dagang sekaligus syi’ar Islam. Dengan cara demikian Islam mudah diterima oleh rakyat setempat. Berbeda dengan bangsa Eropa (Portugis dengan semboyan Gold, Gospel, Glory dan Belanda) yang menggunakan senjata. Mereka datang dengan maksud menjajah. Sehingga rakyat berusaha melawan setelah menyadari maksud mereka.

Semangat Ruhul Islam

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia terbagi dalam beberapa fase. Yakni perang dengan menggunakan senjata, perang secara organisasi, hingga masa-masa perwujudan kemerdekaan Indonesia. Fase pertama dimulai pada masa kedatangan Portugis, di mana kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia pada masa itu tengah berjaya. Para pemimpin kerajaan Islam serta mayoritas rakyatnya yang menganut Islam mendasari perjuangan mereka dengan semangat “RUHUL ISLAM” yaitu :

1. Jihad fi Sabilillah, Dengan semangat Jihad, umat akan melawan penjajah yang dlolim, termasuk perang suci, bila wafat syahid, sorga imbalannya.
2. Ijin Berperang Dari Allah SWT. (Q.S. Al Haj : 39) “ Telah diijinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, sesungguhnya mereka itu dijajah/ditindas, maka Allah akan membela mereka ( yg diperangi dan ditindas )”.
3. Symbolbegrijpen (Simbol kalimat yang dapat menggerakkan rakyat), yaitu “TAKBIR” Allahu Akbar, selalu berkumandang dalam era perjuangan umat Islam di Indonesia.
4. “Khubul Wathon minal Iman”, cinta tanah air sebagian dari Iman, menjadikan semangat Partiotik bagi umat Islam dalam melawan penjajahan. Dengan demikian ajaran Islam yang sudah merakyat di Indonesia ini, punya peranan yang sangat penting, berjasa, dan tidak dapat diabaikan dalam perjuangan di Indonesia.
Perjuangan para mujahid Islam yang cukup fenomenal ialah perang Sabil di Aceh, perang Diponegoro, dan Perang Paderi di Sumatera Barat. Pertempuran-pertempuran tersebut berhasil menumbangkan penjajah hingga mereka menelan kekalahan yang cukup besar. Dalam perjuangan di kawasan Nusantara, khususnya Indonesia yang mayoritas penduduknya muslimin, peranan Ajaran Islam dan sekaligus Umat Islamnya punya arti yang sangat penting dan tidak dapat dihapus dalam panggung sejarah Indonesia.
Kaum Nasionalis Islam dan Nasionalis Sekuler
Beberapa agenda Belanda selama menjajah Indonesia tak hanya berwujud perang fisik dengan menggunakan senjata. Dalam beberapa kesempatan mereka menggunakan siasat-siasat politik untuk memperdaya rakyat Indonesia. Di antaranya adalah Politik Balas Budi yang dikampanyekan oleh Van Deventer, terbukti penyalahgunaannya. Politik Deislamisasi juga dilakukan Belanda untuk menggembosi kekuatan rakyat. Siasat ini dilakukan dengan cara-cara halus melalui budaya, pendidikan.
Keberhasilan siasat politik Belanda untuk memperdaya rakyat memang tak serta merta mendapat hasil dalam waktu yang singkat. Akan tetapi beberapa tahun kemudian, pada masa perjuangan organisasi, muncullah bibit-bibit pro-kolonial, yakni mereka para tokoh-tokoh nasional yang justru kemudian berpihak kepada Belanda. Mereka yang memiliki latar belakang pendidikan Belanda, yang kemudian berhadapan dengan tokoh Islam yang bertahan menolak diplomasi dengam penjajah. Dua pihak yang saling berseteru tersebut kemudian mengindikasikan dua kekuatan besar yang berpengaruh pada masa depan bangsa Indonesia, Kubu Nasionalisme Islam dan Nasionalisme Sekuler perjuangan mereka tumbuh dalam organisasi-organisasi pergerakan nasional.
Sebagai salah satu yang penting pelopor awal Pergerakan Nasional di Indonesia ialah umat Islam, yaitu pada tanggal 16 Oktober 1905, lahir Sarekat Dagang Islam (SDI) yang kemudian th. 1912 jadi Sarekat Islam (SI), sebagai gerakan Ekonomi dan politik. Pada Tanggl 18 November 1912 lahir Muhammadiyah sebagai gerakan Sosial Keagamaan, dari lembaga pendidikannya menghasilkan pimpinan bangsa Indonesia yang menentang Belanda,kemudian selanjutnya Jami’atul Khoir, Al Irsyad, Jong Islamieten Bond (1922), Persatuan Islam (Persis) th. 1920, Nahdlotul Ulama ( 1926 ), dan lainnya adalah dalam kategori nasionalis Islami, yang kesemuanya punya andil dalam melawan Belanda. Di samping itu lahirlah Boedi Oetomo, 20 Mei 1908, dan Indische Partij (1912), Jong Java, PKI, Perhimpunan Indonesia (PI), PNI (1927) dan sebagainya, adalah dalam kategori nasionalis sekuler. ( Endang Syaifuddin Anshari, Piagam Jakarta: 22 Juni 1945. Thesis di Mac Gill University, Canada ).
Perjanjian Luhur dalam Piagam Jakarta
Menghadapi sisa kekuatan penjajah dan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia merupakan saat-saat yang ditunggu oleh kaum Nasionalis baik Islam maupun Sekuler. Sebab rakyat telah terlanjur menaruh harapan kepada para tokoh nasional tersebut untuk segera mengakhiri penderitaan mereka.
Untuk mewujudkan ‘janji’ kemerdekaan Indonesia, Jepang membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI. Pada saat mempersiapkan kemerdekaan dalam BPUPKI disidangkan konsep dasar negara, muncul konsep Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno yang telah diajukan, namun sidang belum menerima, kemudian dibentuklah panitia Ad Hock (9 anggota), yang memutuskan Rumusan Piagam Djakarta 22 Juni 1945 ( Djakarta Charter ). Gambaran naskah piagam Jakarta tersebut adalah naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang ada saat ini, ditambah dengan tujuh kata sakral bagi umat Islam pada sila pertama yaitu “dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Ir. Soekarno, pada saat itu mengungkapkan bahwa Djakarta Charter merupakan konsensus nasional persatuan antara Kaum Kebangsaan dan Islam).
Namun, pada tanggal 18 Agustus 1845, keputusan itu akhirnya dianulir atas usul seorang opsir Jepang mengatasnamakan utusan dari Indonesia Timur, yang menyatakan bahwa bila kalimat “ Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” tidak diubah, maka Indonesia Timur akan memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keberadaan opsir Jepang itulah yang hingga kini masih mengalami perdebatan. Benarkah murni sebagai suara rakyat Indonesia Timur, ataukah hanya sisa kekuatan penjajah untuk tetap mengintervensi bangsa Indonesia.
Bung Hatta lobi dengan para ulama agar dapat mengubah Piagam Djakarta demi persatuan Nasional RI. Pada awalnya para ulama tidak setuju, sebab itu sudah keputusan BPUPKI sebagai konsensus nasional, namun demi toleransi dan menjaga negara RI dari perpecahan, akhirnya disepakati dengan kalimat : “ Ketuhanan Yang Maha Esa “ (peranan Ki Bagus menempatkan Yang Maha Esa sebagai Taukhid Rakyat Indonesia ). (Endang Syaifuddin Anshari, Piagam Jakarta).
Dampak bagi Umat Islam
Penghapusan tujuh kata sakral dalam sila pertama Pancasila membawa pengaruh bagi posisi umat Islam. Meskipun muslim adalah kelompok mayoritas, kita tetap harus berjalan sesuai aturan main demokrasi, tidak mampu memaksakan hukum Islam bahkan untuk para penganutnya. Hingga muncul sebuah pendapat, seandainya sila pertama tetap bertahan dengan rumusan Piagam Jakarta, mungkin akan lebih mudah menerapkan syari’at Islam di Indonesia saat ini.
Dalam perjalanan sejarahnya, Pancasila tetap terwujud sebagai bagian dari cita-cita mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Bagaimanapun Pancasila telah terlanjur mendarah daging sebagai semangat kebangsaan atau nasionalisme. Kita sebagai umat Islam mestinya tetap mengingat bagaimana peran Islam bagi bangsa ini, serta meneladaninya sebagai semangat persaudaraan, dengan tetap menghargai perbedaan yang ada selama tidak melunturkan identitas dienul Islam kita.

Ahmad Adaby Darban, Drs., SU
Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM